Aneka Ujian di Jalan Dakwah Sabtu, Des 8 2007 

Jalan dakwah merupakan jalan yang penuh dengan rintangan, ujian dan tantangan. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Anfal ayat 26 yang berbunyi:

Dan ingatlah (hai Para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, Maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. (QS. Al Anfal: 26).

Pada ayat tersebut Allah SWt, mengambarkan bahwa kaum muslimin semula diuji dengan intimidasi yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Lalu Allah menolong dan memberikan kemenangan kepada mereka. Allah juga memberi mereka rezki. Kemenangan dan rezki itu adalah ujian untuk menakar kemampuan syukur kaum muslimin.
Diantara ujian-ujian dalam berdakwah yang dihadapi oleh seorang da’i selain dari makarnya kaum kafirin bisa saja muncul dari diri dan keluarganya, dari sesama kaum muslimin sendiri dan dari para penguasa yang dzalim;
1. Rongrongan keluarga
Sebetulnya inspirasi ataupun semangat dalam berdakwah juga bisa dibangun oleh seorang anak, istri, suami, kedua orang tua maupun keluarga besarnya. Tetapi disaat yang sama juga kedua orang tua, keluarga besar bahkan anak dan istripun bisa sebagai batu sandungan bagi seorang da’i. Mereka bisa saja membelokkan garis dakwah, mengurangi intensitas dalam berdakwah atau bahkan menghentikan sama sekali seseorang dalam melakukan aktifitas dakwah kita bila kita sebagai da’i tidak bisa mendidik anak dan istri kita untuk menjalankan ajaran Islam secara baik dan benar. Di sini Allah SWT mengingatkan kepada kita semua:

Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At Taghaabun: 14-15)

2. Kedengkian kaum muslimin
Rasa iri, dengki atas keberhasil yang dicapai oleh seorang da’i tentu dan pasti akan muncul dari sesama muslim sendiri atau bahkan dari da’i yang lain. Kita bisa lihat hadits berikut:

Seorang mukmin berada di antara lima ujian berat; sesama mukmin yang iri kepadanya, munafik yang membencinya, orang kafir yang terus memeranginya, hawa nafsu yang terus merintanginya, dan setan-setan yang menyesatkannya.” (Al-Firdaus Bima’tsuri;-Khitab)

3. Kekejaman penguasa zalim
Penguasa zalim juga memiliki andil dalam merintangi dakwah Islam. Sebab dalam sejarah tidak sedikit para ulama yang menjadi korban kekejaman penguasa zalim, contohnya adalah, Sa’id bin Zubair, Imam Ahmad, Imam Ibnu Taimiyah dan beberapa ulama lainnya di Timur Tengah. Di negeri kita sendiri di era orde baru sekitar tahun 80-an tidak sedikit pula para da’i yang dijebloskan ke penjara dan bahkan sampai diintimidasi saat mereka menyampaika kebenaran. Bahkan sampai saat ini, masih terjadi penangkapan terhadap para da’i yang oleh sebagian kalangan dinamakan sebagai pemberantasan aksi terorisme.

Rahasia Sukses Dakwah Nabi Saw Minggu, Nov 25 2007 

STRATEGI DAKWAH YANG DILAKUKAN OLEH ROSULULLAH :

  1. Sebagai langkah persiapan, beliau membangun public-image yang positif dari sisi personalitas dan akhlaknya. Dalam hal ini, sejak awal beliau telah mampu menyadang predikat “al-amin”
  2. Sebagai langkah awal dakwahnya, Rasulullah melakukan dakwah dengan rahasia dan memilih objek dakwah yang paling dekat dengan beliau, seperti istri, keluarga dan para sahabat dekatnya yang dapat dipercaya
  3. Setelah ada perintah dakwah secara terang-terangan, beliau langsung melakukan dakwah secara terbuka dan mengambil langkah strategis dengan menggunakan media gunung shofa untuk mengumpulkan masyarakat dengan memanfaatkan kesan publik akan kejujurannya untuk memasukkan pesan dakwahnya kepada mereka dan besarnya kasih sayang Abu Tholib kepada beliau sebagai langkah defensif
  4. Rasulullah mengembangkan sikap “Umat Oriented”, artinya lebih mementingkan keselamatan umatnya diatas dirinya
  5. Setelah hijrah ke Madinah, langkah pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid sebagai tempat ibadah dan media mengumpulkan pengikutnya serta bermusyawarah tentang rencana perjuangan berikutnya. Langkah kedua, dengan ikatan persaudaraan antarumat Islam beliau mantapkan dengan meletakkannya atas satu landasan, yaitu Islam (bukan etnis, stratta sosial dan sebagainya)
  6. Setelah itu, barulah beliau membangun politik kenegaraan yang dimulai dengan terciptanya Perjanjian Madinah yang didalamnya terdapat kesepakatan bahwa beliau menjadi Kepala Negara. (Diambil dari Jelajah Dakwah Klasik-Kontemporer) Gama Media Yogyakarta

Halo dunia! Minggu, Nov 25 2007 

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!